Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Paser mengikuti Rakorda di Banjarmasin sebanyak 8 orang, di dalam acara se-Kalimantan baru saja menorehkan sejarah baru dengan suksesnya penyelenggaraan Rapat Koordinasi (Rakor) akbar pada Jumat, 18 Juli 2025. Bertempat di Gedung Mahligai Pancasila yang megah, acara ini menjadi ajang konsolidasi penting bagi para ulama, pemimpin agama, dan tokoh masyarakat di seluruh Pulau Borneo. Rakor yang mengangkat tema sentral “Memperkokoh Peran MUI Sebagai Khadimul Ummah dan Shadiqul Hukumah Untuk Kemaslahatan Bersama” ini dihadiri oleh perwakilan MUI dari seluruh kabupaten dan kota se-Kalimantan, 5 MUI Provinsi, serta perwakilan MUI kecamatan se-Provinsi Kalimantan Selatan, dan berbagai organisasi masyarakat Islam terkemuka se-Kalimantan Selatan. Kehadiran berbagai elemen ini menunjukkan komitmen kuat dan semangat kebersamaan dalam memajukan peradaban Islam dan kontribusi positif bagi bangsa.

Acara Rakor ini tidak hanya sekadar pertemuan rutin, namun juga menjadi forum strategis yang dirangkai dengan Dialog Kebangsaan. Dialog ini menghadirkan beberapa menteri dari kabinet pusat, yang memberikan perspektif dan wawasan dari pemerintah dalam upaya kolaborasi dengan para ulama untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Kehadiran para menteri menegaskan pengakuan pemerintah terhadap peran vital MUI sebagai mitra strategis dalam menjaga keharmonisan sosial dan memajukan bangsa.

Sesi pembukaan diawali dengan laporan komprehensif dari Dr. H. Nashrullah, AR. S. Pd. I, SH, MH, yang menjabat sebagai Sekretaris Umum MUI Kalimantan Selatan sekaligus Ketua Panitia Pelaksana. Beliau memaparkan secara rinci persiapan dan jalannya Rakor, menyoroti antusiasme peserta dan harapan besar yang menyertai pertemuan ini.
Selanjutnya, Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshari AZ, MA, Wakil Ketua Umum MUI Kalimantan Selatan, menyampaikan sambutan yang penuh makna. Dalam pidatonya, Prof. Hafiz Anshari menegaskan kembali tujuan mulia dari Rakor ini, yaitu mempertegas dan memperkuat peran MUI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau menekankan bahwa MUI memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung pembangunan daerah, dengan berperan aktif dalam memberikan fatwa keagamaan yang relevan serta memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Lebih dari itu, Prof. Hafiz Anshari juga secara lugas menyoroti tiga “penyakit” yang saat ini menjadi ancaman serius bagi keutuhan bangsa dan umat, yaitu sekularisme, liberalisme, dan radikalisme. Beliau menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya para ulama, untuk bersama-sama membentengi diri dan umat dari paham-paham yang dapat merusak sendi-sendi keagamaan dan kebangsaan.
Dukungan kuat juga datang dari Majelis Ulama Indonesia Pusat. Sambutan yang disampaikan oleh Dr. H. Amirsyah Tambunan M.A. dari MUI Pusat, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas sinergi yang terjalin apik antara pemerintah Kalimantan, baik di tingkat provinsi maupun daerah, dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh MUI. Beliau menegaskan bahwa kolaborasi yang harmonis ini merupakan modal berharga dalam menjaga stabilitas dan kemajuan. “Mari sama-sama kita jaga kondisi yang baik ini,” ajak Dr. Amirsyah Tambunan. Poin penting yang digarisbawahi oleh beliau adalah pentingnya keselarasan antara ulama dan umara (pemimpin pemerintahan). Menurutnya, ulama dan umara harus berjalan seiring seirama, bergandengan tangan, dalam memimpin dan melayani masyarakat demi terwujudnya kemaslahatan bersama.
Sinyal positif dan dukungan penuh juga ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Meskipun Gubernur tidak dapat hadir secara langsung, beliau diwakili oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) yang menyampaikan sambutan hangat. Kehadiran dan sambutan dari perwakilan pemerintah daerah ini menjadi bukti nyata komitmen kuat pemerintah dalam mendukung peran dan kontribusi MUI. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memahami betul bahwa MUI memiliki peran strategis dalam menjaga kemaslahatan umat, membimbing masyarakat dalam nilai-nilai keagamaan, serta berkontribusi aktif dalam menjaga stabilitas dan pembangunan daerah.
Secara keseluruhan, Rakor MUI se-Kalimantan ini bukan hanya sekadar pertemuan biasa, melainkan sebuah momentum bersejarah yang memperkuat komitmen para ulama di Pulau Kalimantan untuk senantiasa melayani umat dengan tulus ikhlas, sekaligus bersinergi erat dengan pemerintah. Melalui sinergi antara ulama dan umara, diharapkan terwujudnya kemajuan yang berkelanjutan, masyarakat yang sejahtera, serta kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan damai di Kalimantan dan seluruh Indonesia.







